Mulanya saya berkesimpulan kalau pantai paling kece itu adalah pantai yang memiliki pasir putih bersih dan sehalus serbuk susu bubuk. Tapi kesimpulan saya itu mulai goyah sewaktu saya membaca Naked Traveler 2 dan mendapati kalau ternyata Flores memiliki Pink Beach yang pasirnya-berwarna-merah-muda. Telat banget gak sih taunya?!
Dari hasil berselancar kesana kemari, saya dapati bahwa ternyata pantai berpasir pink termasuk fenomena langka, karena cuma ada 7 di dunia. Dan warna pink yang terlihat seksi di bibir pantai bukanlah semata-mata karena pasirnya berwarna pink. Melainkan berasal dari pecahan karang berwarna pink fanta yang telah bercampur baur dengan pasir, yang akan terlihat sangat manis saat ombak menyapu pesisir.
Pertengahan 2012 secara tidak sengaja saya mengetahui fakta lain yang menakjubkan. Ternyata Lombok juga memiliki pantai berpasir pink! Jadi sekarang bukan 7, tapi 8 pantai berpasir pink di dunia. Dan dua diantaranya ada di Indonesia. Waww.. Kece banget yaa Indonesia?! 😆
Fakta ini saya ketahui secara tidak sengaja sewaktu iseng-iseng saya berpartisipasi dalam giveaway yang diselenggarakan salah satu blogger Lombok. Jadi, peserta giveaway ini diminta menuliskan satu saja destinasi wisata di Lombok yang paling ingin dikunjungi beserta alasannya. Nah, dari hasil ngubek-ubek blognya itulah saya mendapati info ini.
Tentu saja saya langsung menuliskan pantai ini sebagai alasan kenapa saya harus ke Lombok. Tak disangka, hanya berselang 6 bulan setelah giveaway itu, saya berkempatan menengok langsung rupanya. Hmnn.. Saya jadi teringat buku The Secret yang ditulis oleh Rhonda Byrne. Barangkali hukum tarik-menarik itu ada benarnya yaa?!
Adalah Pink Tangsi, nama dari pantai ini yang secara geografis terletak di Lombok Selatan, searah dengan Tanjung Ringgit yang sudah lebih dulu dikenal. Perjalanan menemukan pantai ini tidaklah mudah, kawan. Kami sempat terjebak kemacetan cukup lama di Pasar Mujur yang menggelar aktivitasnya di tepi jalan raya. Bahkan ada juga sejumlah angkutan yang menurunkan muatannya di tengah jalan. Heboh bangetlah. Letaknya yang sangat ngeblusuk belum tersentuh pembangunan, otomatis akan sangat memakan waktu karena infrastruktur yang masih kacau. Bayangkan saja, setengah dari waktu tempuh, habis di sepersepuluh sisa jarak tempuh. Bukan cuma karena jalannya yang rusak parah, tapi juga minimnya plang penunjuk arah.
Tapi kelelahan selama perjalanan terbayar dengan sepadan. Kesan alami benar-benar masih sangat melekat disini. Rumah-rumah gubuk berpanel surya, kubangan di tepi jalan tempat kerbau berendam, ladang jagung, hutan lindung, dan pantai pink tangsi yang masih sepi seperti mengajak kita mengintip kembali ke beberapa abad silam, ketika listrik belum ditemukan. Tidak ada petugas yang memungut retribusi dan karcis parkir, tidak juga pedagang, apalagi penginapan. Silakan bersenang-renang di bibir pantainya yang tenang tanpa riak ombak, tapi jangan harap bisa menemukan kamar mandi untuk bersih-bersih.


Siang itu kami menerima tawaran seorang penduduk lokal untuk berkeliling dengan perahu. Hanya dengan 50 ribu, kami akan diantar ke pulau seberang, memandang Pantai Temeak di kejauhan, dan melihat lebih dekat gugusan terumbu karang. Jernihnya air laut membuat terumbu karang mudah terlihat tanpa perlu bersusah payah menyelam. Sayangnya banyak terumbu yang terlihat tak lagi sehat, rusak tertampar jangkar nelayan. Sebelum dilirik sebagai objek wisata, pantai ini memang hanya difungsikan sebagai tempat singgah para nelayan.
Meskipun mungkin terdengar egois, tapi sejujurnya saya lebih suka Pantai Pink Tangsi yang apa adanya, yang masih sulit aksesnya, terisolasi dari peradaban modern. Saya berharap, jalan aspal berlubang nan panjang cukup ampuh untuk mengurungkan niat wisatawan menjamahi pantai ini. Cukuplah Pink Beach saja yang tereksploitasi. Biarkan Pink Tangsi tetap alami.
Ehh.. Tapi saya juga yakin sih, kelak di kemudian hari, akan menyusul ditemukannya pantai-pantai pink lain di pelosok Indonesia, hanya tinggal menunggu waktu saja.


Tips Saya:
Bawalah bekal secukupnya, karena sepanjang jalur Mujur – Jerowaru sangat sulit menemukan warung makan dan minimarket. Dan jangan lupa bawa pulang kembali sampah-sampah kalian, yaa. Pantai ini terlalu indah untuk menampung tumpukan sampah 😉

Di lombok pantai pink bkn cm Pantai pink tangsi loh, ad jg pantai pink lain yg lbh d kenal dgn PANTAI PINK 2 ato pantai segui jg pasirx berwarna pink dan unikx lagi dsisi lain pantai pasirx berwarna putih loh, itu ttp d 1 kawasan nmx pantai segui pemongkong jerowaru.. 🙂
LikeLike
wuihh.. Lombok emang kece bgt yaa Mbak..
Makasii utk infonya. bisa jadi alasan buat balik ke Lombok lagi nih 😀
LikeLike
kalau masalah minimarket kan ada di jerowaru spa blg gk ada, rmh makan aja bxk, mslh pnginapan ada kok hotel di jalan menuju pantai pink it, klu mslh jln untuk menmph pntee pink it bsa pke mtor, jln x gk trlalu jlek2 amt cma letkx aja agk dlmn
LikeLike
kan saya bilang sangat sulit sob, bukan gak ada. dan itu kondisinya awal tahun 2013. udah hampir setahun berlalu, tentulah banyak perkembangan seiring makin populernya pantai ini, bukan?! thx anyway buat tambahan infonya yaa 🙂
LikeLike
pantai pink is the best
pantai pink adlh pantai ku, pantai yang menakjubkan………
LikeLike
Pingback: Menyimak Potret Kehidupan Desanya Para ‘Penculik’ | TraveLafazr
keren juga yaa namanya, pantainya juga bersiiihhhh
monggo mampir di artikel saya ya sis 🙂 http://dzulfikaralala.wordpress.com/2013/07/17/enjoy-jakarta-pulau-pari-mutiara-kepulauan-seribu-yang-berkilau/
LikeLike
bisa kebetulan gini yaa. barusan saya mampir di postingnya lho mas. begitu nutup tab postingnya, pas ada komen dari mas Dzul. hhehe..
LikeLike
oh yaaa subhanalloh klo gitu 🙂
LikeLike
Pingback: Lombok Selatan, Dari Penginapan Sampai Rumah Makan | TraveLafazr
cara menuju kesana gimana?
LikeLike
Kalau saya sih waktu itu pake motor mas 🙂
LikeLike
aaaahh mau kesiniiiiiii, bagus banget 😦
LikeLike
iyahh., dijamin gak akan kecewa 😀
LikeLike
kemaren baru dari sini lagi~~ makin cakep pantainya :3
LikeLike
kesini emang gak cukup sekali yaa Kak Fahmi. ngangenin banget sih 😉
LikeLike
iri deh kl liat tulisan2 defi berhubung aku blm smpt travelling ke tempat2 yg amazing bgtu, huhuhu
LikeLike
Aku juga iri dengan kesibukan Anny sebagai seorang ibu 🙂
LikeLike
hehehe 😀
LikeLike
Reblogged this on JNY's Link.
LikeLike
Murah banget ya bisa nyeberang dengan 50 ribu doang 🙂 Bener, pantainya keren!
LikeLike
Nyeberang ke Gili Trawangan malah lebih murah lagi Om. Cuma 10 ribu doang
LikeLike
great picture
LikeLike
sengkyu 🙂
LikeLike
Tidak ada petugas yang memungut retribusi <- 2 minggu lalu aku ke sana udah ada yang mungut restribusi tuh. Hehehe..
Kalau aku sih lebih suka lihat Tanjung Ringgit. Soalnya pas ke Tangsi rame banget.
LikeLike
waww.. cuma berselang dua bulan udah banyak perubahan?! atau ini mungkin beda hari beda suasana yaa?! pas kesana bukan pas wiken, jadi sepi pengunjung dan kebetulan gak ada yg jaga. entahlah.. beruntunglah saya kalau begitu yaa
LikeLike
iya mungkin, soalnya aku ke sana pas tanggal merah. Pas nyepi waktu itu.
LikeLike
Setujuuuu…pantainya ini memang juara! Tanjung Ringgit juga 🙂
LikeLike
dan ngangenin banget mbak 😉
LikeLike
Sayang sekali tiket ke Lomboknya dibatalkan 😦
LikeLike
Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya kawan
LikeLike
eh, pas di liat ternyata yang punya perahu sama dgn yg nganterin kami kermaren…
LikeLike
Mas Indra perahunya sempet mogok juga gak? hhehe..
LikeLike
Saya semakin bangga akan keindahan indonesia
Pantai berpasir pink hanya ada 8 di dunia.
semakin tidak sabar datang ke lombok.
LikeLike
Titip salam rindu saya kalau nanti ketemu Lombok yaa.. 🙂
LikeLike