Riau Sumatera Wonderful Indonesia

Tour de Sumatera: Beginilah Jadinya Kalau Traveling Tanpa Rencana

Bukan tanpa rencana, sih, sebenarnya. Tidak sesuai rencana lebih tepatnya. Jadi awalnya, Pekanbaru hanya diniatkan sebagai persinggahan semalam dalam rangkaian Tour de Sumatera saya long wiken lalu. Hanya numpang bobo sekalian nyulik om dan tante saya untuk diajak liburan bersama. Gak tahunya, ternyata, sepupu dan om saya yang lain menyusul pengen ikut juga dan baru akan berangkat dari Jakarta keesokan paginya. Jadilah saya dan Mas Bayu harus menunggu kedatangan mereka dulu, tanpa agenda yang jelas seharian menunggu di Pekanbaru.

Dari pada seharian cuma pelanga-pelongo di rumah, dengan bermodal motor om saya, pergilah kami mengelilingi pusat kota Pekanbaru. Foto-foto di depan gedung-bangunan yang kami anggap unik. Pagi-pagi buta bergaya ala udik di jalan raya :mrgreen:

Bosan dengan pusat kota Pekanbaru, akhirnya kami putuskan untuk ‘nekat’ mengunjungi salah satu kabupaten terdekat. Dari hasil browsing sekelebat, dengan koneksi internet yang sangat lambat, didapatlah nama Pelalawan sebagai kabupaten terdekat. Dan dari sejumlah objek wisata yang ditawarkan Pelalawan, Bono-lah yang kami anggap paling menarik untuk disambangi.

Apa sih yang menarik dari Bono ini?

Bono merupakan gelombang/ombak besar yang terbentuk karena benturan antara arus pasang air laut dengan arus sungai. Ketinggian Bono ini sendiri bahkan bisa mencapai 4-6 meter, dengan kecepatan mencapai 40 Km/jam. Tak heran kalau kemudian banyak peselancar yang penasaran ingin bersenang-senang dengan Bono. Yang menarik lagi, Bono bukan berada di laut, melainkan di sungai bernama Kampar. Secara biasanya berselancar itu di laut, kalau di sungai tentu jadi berbeda sensasinya. Sesuatu yang berbeda dari biasanya pastilah bikin penasaran yaa 😆 Kalau di luar negeri, fenomena serupa dengan Bono dimiliki oleh Sungai Amazon. Tuh kann. Gimana gak bikin semakin penasaran coba. Kayaknya sih kece banget yaa?! 😆

Photo by Detik Travel

Dengan bermodal berani, percaya diri, dan tanya sana-sini kami telusurilah ‘kota asing’ ini. Dengan senang hati menyibak debu jalanan, menikmati terbakar terik matahari. Menyusuri kebun kelapa sawit di kanan-kiri. Panorama sepanjang jalannya menurut saya, sih, biasa aja. Tidak cukup memanjakan mata. Satu pemandangan ‘aneh’ yang justru saya perhatikan adalah para pengendara roda dua disana. Kok mereka bisa nyaman-nyaman aja yaa berkendara tanpa memakai helm dan masker?! Padahal tebal debunya., huaahhh.. ampun dehh!

Setelah menempuh perjalanan lebih-kurang 1,5 jam, sekitar 80 Km jauhnya dari Pekanbaru, giranglah kami begitu melihat gapura selamat datang di Kabupaten Pelalawan. Lalu memutuskan untuk beristirahat sejenak di warung terdekat, mengeringkan keringat, sambil juga bertanya kemana rute berikutnya. Belum juga kering keringatnya, seketika kami dikejut-kecewakan dengan jawaban si empunya warung. Ternyata Bono masih sangat jauuuuuhhh.. Dari warung kami mesti menempuh perjalanan selama setengah jam ke Pangkalan Kerinci. Lalu dilanjutkan dengan jalan darat selama 4 jam atau bisa juga dengan speedboat selama 3 jam menuju Teluk Meranti. huaaa…

Untuk pergi dan pulang kembali aja paling enggak membutuhkan waktu sekitar 9 jam. Belum lagi waktu untuk bersenang-senang disana. Kalau ngotot tetap mau pergi yaa mesti nginep pastinya. Dan itu berarti akan semakin menyimpang dari rencana, karena agendanya kami akan ke Bukit Tinggi sore itu juga.

Gak puas dengan jawaban pemilik warung, browsing-lah kami lagi hanya untuk menemukan informasi yang tidak kami ketahui tadi pagi. Inilah akibatnya kalau browsing setengah-setengah. Secara letak boleh paling dekat, tapi luas kabupaten itu sendiri, itulah yang luput dari perhatian kami. :mrgreen: Jelas gak mungkin memaksakan diri melanjutkan perjalanan ke Bono siang itu. Pulanglah kami akhirnya dengan mata hampa. 😦

Daripada enggak sama sekali, sebelum pulang mampirlah kami ke Alam Mayang. Salah satu objek wisata di Pekanbaru yang tadi pagi paling anti untuk kami kunjungi. Kok gitu? Soalnya kata om gugel, Alam Mayang itu merupakan kompleks danau buatan yang menurut prediksi kami tidak menarik. Dan benar saja, sesuai dugaan, Alam Mayang cuma gitu doank. Bisa dibilang sebelas duabelas-lah dengan danau UI yang gratisan. Bedanya, Alam Mayang ini serius dijadikan objek wisata. Di dalamnya ada beberapa danau buatan yang dilengkapi dengan becak  air dan permainan bola air seperti di Dufan. Ada juga kolam khusus untuk memancing. Tamannya yang sangat luas, dipenuhi dengan pepohonan rindang yang dipercantik dengan kehadiran replika Candi Muara Takus dan Kapal Lancang Kuning.

Dan meskipun ‘cuma gitu doank’, tapi Alam Mayang ini sangat ramai pengunjungnya. Deretan mobil mewah dan bus-bus besar terlihat memenuhi areal taman. Memang sih, kalau sekedar untuk kumpul-kumpul keluarga, duduk-duduk santai, atau kejar-kejaran, taman ini emang asik. Tapi kami kann dari Jakarta. Masa jauh-jauh ke Pekanbaru cuma bisa ngeliatin ibu-ibu yang pada arisan. hhaha.. Kasian dehh yaa :mrgreen:

13 comments on “Tour de Sumatera: Beginilah Jadinya Kalau Traveling Tanpa Rencana

  1. tzukriman@yahoo.com

    eh.. sayang. belum sempat lihat bono di pelalawan. itu cuma ada dua lo di dunia, saya wong pelalawan dan desanya dekat bono itu. penuh pengalaman masa kecil dengan bono. malah kalau boleh di bilang hampir mati. memang jauh kok. nama nya juga wisata alam. memang sedikit ter expos. dalam waktu kedepan ini akses jalan akan di perbaiki…saya juga senang wisata ke jawa, bandung jakarta, sala kenal saya zukriman.

    Like

  2. sebenarnya di Pekanbaru sendiri ada tempat menarik sesuai minat. wisata sejarah dan kebudayaan bisa kita temukan di Masjid Raya peninggalan Sultan Siak, kerajaan Melayu Islam terbesar di sumatra dan selat Melaka. disitulah awal mula sejarah Pekanbaru berdiri. dekat sana ada pusat perniagaan dan oleh2 khas, pasar bawah.

    Di Pekanbaru city centre bisa kita masuki perpustakaan Soeman Hs yg iconic krn arsitekturnya diadaptasi dari rehal Alquran dan rumah adat Melayu. didalamnya ada berbagai macam koleksi literatur sesuai puatakanya, yg membuatnya unik adalah asanya bilik melayu yg memuat literatur sejarah dan budaya melayu serta energy corner, literatur sejarah perminyakan chevron di Riau Indonesia.

    disebelah perpustakaan ada menara lancang kuning tempat kantor dinas gabungan pemprov Riau yg punya public space di puncak menara yg terbuka untuk umum. dari puncak menara kita bisa melihat view skyline dari Kota Pekanbaru dari segala penjuru arah, mulai dari Rumbai sampai Stadion Utama Riau di Panam 😉

    ada masjid2 yg wajib dikunjungi di Pekanbaru buat kamu yg minat wisata religi selain masjid Raya ada jg masjid agung annur dan masjid arrahman yg terkenal indah krn arsitekturnya perpaduan antara Melayu, Turki, dan Arab.

    beberapa restaurant khas Melayu serta kafer2 kuliner sepanjang jalan sudirman,sumatera, diponegoro, hingga ronggo siap memanjakan lidah wisatawan dgn racikan dan cita rasa yg khas.

    stadion utama Riau di kompleks universitas Riau jln HR Subrantas merupakan stadion megah terbaik dunia tempat diselenggarakannya PON 2012 dan AFC 2012.

    di Rumbai ada kawasan wisata danau bandar khayangan yg tentunya berbeda dgn kawasan alam mayang. kawasan waduk untik pertanian yg dikelilingi perbukitan sgn udara yg sejuk nan alami.

    selain itu jg bs menikmati jagung bakar di sepanjang waterfront sungai siak dibawah jembatan siak.

    di dekat airport ada tempat resort Labersa Grand hotel n convention lengkap dengsn wahana Riau Fantasi dan waterpark yg representatif terbesar di sumatra.

    tak jauh dari situ sekitar 30 menit dr pusat Pekanbaru akan kamu temukan juga desa wisata buluh cina. sebuah desa yg masih asri yg msh mempertahankan adat istiadat dan kehidupan khas masyarakat Melayu. disana ada banyak danau dan tempat memancing dsn jg hutan wisata yg kaya keanekaragaman hayati.

    kabupaten terdekat?? kenapa tidak coba Siak yg hanya berjarak 1.5 jam disana akan km temukan jembatan2 besar dan panjang seperti jembatan Tengku Agung Sulthanah Latifah dan jembatan Sultan Syarif hasyim. di kota siak dpt ditemukan wisata sejarah dan budaya peninggalan Kesultanan Siak seperti Istana Matahari Timur, masjid dan makam pahlawan nasional Sultan Syarif Kasim II, pengadilan kerajaam, tangsi belanda, kapal kato , kereta kencana sultan Siak, desa eko wisata dan msh banyak lg. ehya disana jg bisa menyicipi kuliner khas udang galah yg terkenal maknyusnyaa kata pak bondan. sambil makan di waterfront sungai siak dgn view jembatan tengku agung.

    terdekat ada jg kabupaten Kampar , yg terkenal dgn durian, limau(jeruk) dan wisata religi nya. selain itu disana jg ada wisata sungai kampar dan danau PLTA Kotopanjang serta candi Muara Takus. sepanjang perjalanan km bakal disuguhi pemandangan cantik2 perbukitan dan danau 🙂

    Like

  3. Pingback: Weekly Photo Challenge: Green | TraveLafazr

  4. Halo Admin http://defilailafazr.wordpress.co

    Kami dari Vemale.com, situs wanita grup dari KapanLagi.com.
    Apakah kita bisa kerjasama untuk bertukar link?

    Anda bisa menampilkan link Vemale.com di http://defilailafazr.wordpress.co
    Untuk posisi link-nya, kami berharap link dari Vemale.com diletakkan di sidebar kanan.
    Dan kami akan menampilkan link http://defilailafazr.wordpress.co di halaman Vemale.com: http://www.vemale.com/kuliner/icip-icip, sesuai dengan Travel & Kuliner.

    Jika berkenan silahkan menghubungi kami via email di humas@kapanlagi.net dengan menyertakan email ini.

    Terima kasih atas kerjasamanya 🙂
    Salam,
    — Humas Vemale.com
    Ari Rahmawati

    Like

  5. Hahahaha… 😀
    Ups maap mbak, masih ketinggalan efek lucu ngebaca kalimat terakhirnya “Tapi kami kann dari Jakarta. Masa jauh-jauh ke Pekanbaru cuma bisa ngeliatin ibu-ibu yang pada arisan” :p
    Wah, saya baru tahu kalau di Pekanbaru ada gelombang seperti itu, Bono emang kereeeennnn d(^____^)b Tapi kenapa tidak familiar ya, apa belum di eksplor? Sayang banget, itu kan potensi untuk pariwisata kita 😦

    Like

    • wahh, mimin Rumah Blog Indonesia beneran mampir 😀
      ndapapa kok, santai aja, disini ketawa nda dilarang. hhehe..
      iyaa, bisa dibilang Pekanbaru itu miskin objek wisata alam. yang kece yaa Bono itu.
      setauku sih dinas pariwisata Riau cukup rajin mempromosikan Bono, cuma emang masih kurang kedengeran gaungnya yaa. menurut yg aku baca, Bono nanti akan jadi tema pembukaan PON. moga setelah itu popularitasnya bisa menanjak yaa.
      ayo mimin bantuin promosi dengan nge-share tulisanku ini. hhehe..
      makasii yaa mimin utk kunjungannya 😉

      Like

  6. Hmm…. 😐 Indah banget.. 🙂

    Like

Ini ceritaku. Mana ceritamu? Ngobrol yuk..